Coba teks berjalan

Wednesday, February 16, 2011

Peneliti : Jangan Sepelekan Kecerdasan Domba


Penelitian terbaru ternyata mengungkapkan hal yang selama ini di luar perkiraan orang. Domba ternyata tidak sebodoh yang dikira selama ini.


http://www.primaironline.com/images_content/2010414Domba.jpg

Dr Laura Avanzo dan Dr Jeniffer Morton dari University of Cambridge mengatakan bahwa domba atau biri-biri ternyata cukup cerdas dan dapat membuat sebuah keputusan yang mandiri.

"Domba hidup dalam sebuah kumpulan dan mereka kadang terlihat bodoh. Namun, saat Anda menemuinya sebagai sebuah individu, mereka bisa berlaku dengan cara yang berbeda," kata Dr Morton.

Dr Avanzo dan Dr Morton mengatakan, hal ini mirip dengan manusia di mana mereka bisa bersikap berbeda ketika mereka berada dalam sebuah kawanan dan dalam keadaan sendiri.

Temuan ini sendiri terjadi secara kebetulan, di saat peneliti hendak melakukan riset tentang Penyakit Huntington, yakni penyakit bawaan yang menyebabkan seseorang menjadi demensia atau pikun.

Dalam penelitian mereka, tujuh biri-biri betina jenis Ovis aries disertakan dalam serangkaian ujicoba. Mereka dihadapkan pada sepasang tempat makan berwarna berbeda, salah satunya diisi dengan makanan.

Kemudian mereka dihadapkan sepasang tempat makan yang dengan pola warna berbeda. Namun, ternyata berhasil belajar untuk belajar pola yang baru.

Menurut peneliti, biasanya hanya manusia dan primata-primata lain yang bisa merespon perubahan ini dengan mudah. Kebanyakan binatang besar berjuang keras untuk bisa melakukan hal itu. Sebab ini melibatkan bagian otak bernama prefrontal cortex.

Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa domba ternyata bisa lulus dalam sebuah psikotes yang biasanya gagal dilalui oleh monyet.

Domba juga memiliki ingatan yang sangat tajam. Ia mengingat teman-temannya selama dua tahun terakhir. Mereka bisa mengingat dengan baik wajah domba lain, maupun wajah manusia, bahkan mampu mengenalinya melalui gambar di foto.

Oleh karenanya, kini para peneliti tak lagi meremehkan kecerdasan seekor domba.

Misterius, 20.000 Lebah Madu Bunuh Diri

Sebuah museum di Kanada, melakukan penyelidikan atas kematian mendadak 20 ribu lebah yang tinggal dalam sebuah sarang khusus, yang terbungkus lapisan kaca, salah satu wahana pameran di museum tersebut.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c5/Honeybee-cooling_cropped.jpg/250px-Honeybee-cooling_cropped.jpg

"Seluruh lebah, sekitar 20.000 ekor mati dalam waktu 48 jam," kata Amanda Fruci, humas untuk Royal Ontario Museum di Toronto.

"Penyebabnya sedang diselidiki tetapi kita tahu pasti bahwa itu bukan sindrom keruntuhan koloni karena hal itu melibatkan lebah meninggalkan sarang dan tidak pernah datang kembali, dan dalam hal ini mereka semua mati di dalam sarang."

Dalam kondisi normal, masyarakat lebah mengalami kehilangan sekitar lima persen dari populasinya. Tetapi dengan sindrom yang dikenal sebagai gangguan keruntuhan koloni (CDD), sekitar sepertiga, kadang bahkan 90 persen atau semua serangga bisa mati.

Di AS, angka yang dikeluarkan pemerintah tahun lalu menunjukkan terjadi penurunan jumlah sarang sebesar 29 persen pada tahun 2009, merupakan yang terendah dibandingkan 36 dan 32 persen pada tahun 2008 dan 2007.

Penurunan misterius populasi lebah itu juga telah dilaporkan di Eropa, Jepang dan tempat lain dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mengancam pertanian tanaman yang bergantung pada serangga madu sebagai perantara penyerbukan.

Ribuan pengunjung telah menyaksikan lebah bekerja dalam sebuah sarang kaca yang dirancang khusus dan cukup populer yang dipamerkan di galeri keanekaragaman hayati, Royal Ontario Museum dalam dua tahun terakhir.

Mereka sangat sehat hingga pekan lalu ketika mereka tiba-tiba mati dalam sarangnya. Museum tersebut telah mengesampingkan kelaparan atau kesalahan staf sebagai penyebab kematian.

Dugaan sementara, ventilasi yang buruk, parasit atau sedikitnya lebah pekerja untuk menjaga sarang tetap hangat selama musim dingin bisa menjadi penyebab kematian.